Minggu, 17 November 2013

Berbalas Puisi Dengan Tiara

Terkadang, nama Tiara adalah satu-satunya nama yang gue inget ketika pikiran sedang terguncang dan kalut. Gue sering sepemikiran sama gadis ini. Kali ini dia mengalami jatuh cinta untuk yang kedua kali tetapi bukan sama pacarnya. Karena cerita ini rahasia, gue sama dia sering curhat terselubung lewat puisi.

Cukupkah dengan peka ?
Tetapi diam dan melanjutkan
Banyak manusia di sisi kananmu
Tapi juga cinta di sisi kirimu
Pilih mana? menghancurkan lalu memulai atau mempertahankan lalu melupakan ?


Sod,
Biarkan aku nikmati dulu
Izinkan aku jadi pendosa
Sampai aku lelah
Sampai aku dapat karma

Tugasmu satu
Remas sayapku kalau aku mau terbang
Tampar aku kalau aku mulai gila

Tapi aku mohon
Untuk saat ini 
Biarkan aku jadi pendosa
                                        
                                   Semarang, 24/9/13


Di bawah pohon, 11 Oktober 2013

Ratna,
Kau saksi,
Aku berdiri di balik rindang mendekap alam
Mengintai dia dengan tawa paksa
Sungguh aku masih cinta
Tapi tampar aku jika aku mau balik arah
Menuju luka lahir dari rahim neraka


Tiara,
Tak seperti sepasang kekasih
Namun kita selalu tertali
Entah batinnya atau apalah
Aku adalah remot kontrolmu
Ketika aku sudah diam
Mulailah kau merubah langkah



( Yang hitam adalah puisiku, yang merah dari Tiara )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar